Senin, 28 Desember 2015

Mengerti Kini

Karena sering dibawa bepergian untuk ngikut kerja sejak bayi, anak-anak saya akhirnya punya tempat favorit utuk dikunjungi. Tempat itu adalah hotel.

Mungkin anak-anak lain juga sama yah. Ya, kalo dateng ke hotel bagus, siapa sih yang ngga suka? Jadi, bisa dibilang anak-anak saya girang kalo dibawa hotel karena ini adalah perasaan umum anak-anak, bukan karena sering dibawa kerja sejak bayi.

Beruntunglah saya karena pernah punya kerjaan yang menyenangkan, yang membuat saya bisa bepergian ke banyak tempat di seluruh Indonesia, tanpa harus menanggung sendiri biayanya. Lalu semenjak punya anak, kesempatan trip ini kadang sekalian dijadikan ajang libur,. Ya lumayanlah ya sambil menyelam minum air.

Satu kebahagiaan yang paling ditunggu-tunggu setiap kali kami 'liburan' adalah.. saat melihat wajah bahagia mereka tiap kali tiba di hotel. Saking bahagia-nya.. Malaki kadang lebay mengekspresikannya..

'Yeayyyy!! Hotel!!" (pake logat Inggris, bacanya hodel hihihihi)
'Momommmm, Kayi sayang banget sama Momom..'
'Mom, kita jangan pulang yah. Kayi mau bobo di hotel 90 kali..' (maksudnya ngga mau pulang-pulang)
Tentunya ungkapan-ungkapan ini diikuti sama adiknya, Mirkal.





Tak kan terlupakan wajah-wajah bahagia itu. Semoga Allah dapat terus memberikan rizki dan kemampuan kepada kita semua, agar selalu dapat membahagiakan anak-anak tercinta.

Akhirnya dari situ saya jadi berpikir tentang sulitnya menjadi orang tua. Bagaimana tidak sulit, keinginan untuk membahagiakan anak-anak ini terkadang menjerumuskan orang tua untuk berbuat hal yang dibenci Allah, yaitu korupsi. Naudzubillah.. :(

Beneran loh. Banyak alasan untuk korupsi, dan mungkin membahagiakan anak dan keluarga adalah salah satunya. Dan hal ini sering ngga disadari oleh kita. Silahkan diisi sendiri apa aja sih yang termasuk tindakan korupsi. Yang pasti, ketentuannya udah jelas ada.

Orang yang mati dalam keadaan membawa harta ghulul (korupsi), ia tidak mendapat jaminan atau terhalang masuk surga. Hal itu dapat dipahami dari sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :

((مَنْ فَارَقَ الرُّوحُ الْجَسَدَ وَهُوَ بَرِيءٌ مِنْ ثَلَاثٍ دَخَلَ الْجَنَّةَ مِنْ الْكِبْرِ وَالْغُلُولِ وَالدَّيْنِ))

"Barangsiapa berpisah ruh dari jasadnya (mati) dalam keadaan terbebas dari tiga perkara, maka ia (dijamin) masuk surga. Yaitu kesombongan, ghulul (korupsi) dan hutang". 

HR Ahmad, no. 21291; at Tirmidzi, no. 1572; an Nasaa-i dan Ibnu Majah.

Selengkapnya bisa dibaca di  http://almanhaj.or.id/content/2673/slash/0/mewaspadai-bahaya-korupsi/

Sekarang saya jadi mengerti setelah Bapak saya pergi. Beliau minta maaf karena tak pernah bisa memberikan kemewahan pada kami, anak-anaknya. Beliau bilang di beberapa bulan sebelum pergi menghadap Sang Khalik tersebut, bahwa beliau begitu takut membawa harta haram ke rumah.
Ingin rasanya memeluknya dan berkata bahwa saya pun ingin minta maaf karena dulu selalu merasa iri pada teman-teman karena saya tak bisa menjadi keren. Lalu berterima kasih atas suri tauladan ini. Semoga kejujuran Bapak menjadi tiket tersendiri untuk masuk Jannah-Nya. Aamiin Ya Rabbal Aalamiinnn..

Semoga Allah menjauhkan kita dari godaan setan untuk membahagiakan sang buah hati dengan korupsi.

*selimutin anak-anak dengan selimut hotel yang tebal dan nyaman. kecup kening mereka satu-satu*





PS. Terima kasih Hilton Bandung. Love banget!!! 



Rabu, 23 Desember 2015

my secret identity

Pasca keluar dari band tercinta, saya pikir urusan saya dengan dunia 'gue-tau-lu-siapa' sudah selesai. Ternyata tidak.
Ternyata pertanyaan tentang karya baru tetap ada.
Ternyata pertanyaan tentang kapan manggung lagi masihjuga.
Lalu saya bilang saya sudah keluar. Saya sudah bukan siapa-siapa.
Lalu pertanyaan lain muncul. Kenapa??? Kenapa keluar segala???

Saya berusaha sabar dan memberikan informasi secukupnya. Sebisa mungkin pernyataan aman yang tidak akan memancing pertanyaan baru.

Mungkin hal ini disebabkan oleh tidak adanya pengumuman resmi dari mantan band saya ini soal keluarnya saya dari mereka. Entah apa alasannya. Mungkin teman-teman saya ini pun lelah ditanya-tanya kenapa? Atau mereka sudah melakukannya tapi saya ngga baca. Entahlah. 

Kemudian bagaimana kehidupan saya setelah jadi Manik Prajana saja? (Bukan Manik La Luna seperti 15 tahun terakhir ini)

 

Ya biasa-biasa saja. Ngga ada yang terlalu istimewa. Yang istimewa itu paling, tak ada lagi rengekan dari anak-anak tiap kali saya mau berangkat manggung. Haha!

Soal pekerjaan akan saya bahas di bab lain, karena kisahnya menakjubkan hihihi..

So, yang ingin saya ceritakan adalah.. kini saya sedang menorehkan cerita lain dalam agenda kehidupan saya. Saya tak ingin lagi dikenal sebagai Manik yang itu. Saya mau orang mengenal saya sebagai Manik yang baru walaupun saya tau itu ngga mungkin.Ada sedikit saja saya yang lama mencuat kadang-kadang. Guratan pena kisah baru ini tentunya ingin saya mulai dari 0. Sama seperti dulu saya memulai segalanya.



Banci sayembara :')





 Inilah saya dan daftar lomba nulis yang akan saya ikuti. Lomba nulis berhadiah uang, gadget, paket penerbitan buku, dan lain-lain. Hahahhah!!

Dulu saya hampir punya buku. Sebuah penerbit menawarkannya dan saya tidak meng-iyakan karena berbagai alasan. Tapi tentu saja mereka tertarik karena saya bisa menulis dan karena saya seorang vocalis yang punya massa di jamannya :D
Sekarang saya bukan siapa-siapa, dan mau berjuang sendiri seperti yang lain demi impian lama. Jadi penulis.

Iyah nanti. Sekarang jadi 'pemburu hadiah' dulu :p



Mari Tidur,


Manik Prajana



PS. Yuk atuh di like tulisan saya nya yah, teman-teman. Lomba menulis Hari Ibu yang diselenggarakan oleh www.emakpintar.com, dan ini lah tulisan saya..
http://emakpintar.asia/news_motion/?id=1204&s=1 :D

Jazakallah khairan katsiran.